DracOS Linux


Mengenal DracOS Linux Buatan Indonesia




Linux adalah sistem operasi, sama dengan Windows, iOS, dan Mac OS. Melansir linux.com, sistem operasi adalah perangkat lunak yang mengelola semua sumber daya perangkat keras yang terkait dengan desktop atau laptop. Sederhananya, sistem operasi mengelola komunikasi antara perangkat lunak dan perangkat keras. Tanpa sistem operasi (OS), perangkat lunak tidak akan berfungsi.

Linux sendiri memiliki banyak jenisnya atau yang biasa disebut distro linux. Saat banyak sekali distro linux yang tersedia dan sering digunakan yaitu Debian, Ubuntu, Linux Mint, Manjaro, Arch Linux, Parrot OS, Kali Linux, Zorin OS, Elementary OS, dan masih banyak lagi distro linux yang lainnya. Dari semua distro linux itu semuanya dikembangkan di luar negeri. Apakah ada linux buatan Indonesia ?

Tentu saja ada, karena Indonesia adalah salah satu negara pengembang linux yang tak kalah saing dengan negara lain, pasalnya di indonesia sendiri juga sudah banyak terciptanya distro distro linux yang terkenal seperti BlankON, Garuda OS, IGOS Nusantara, Tea Linux, DracOS dan masih banyak yang lainnya, distro linux ini dikembangkan bukan hanya sekedar  sebagain sistem operasi namun distro linux buatan indonesia ini juga memiliki tujuan untuk menjadikannya sebagai jalur komunikasi dimasyarakat. Distro linux juga diharapkan mengurangi maraknya terjadi pembajakan pada software di negeri ini.

Nah pada kesempatan kali ini kita akan mengenal tentang DrasOS linux buatan indonesia, yang tentunya tidak kalah saing dengan buatan luar negeri.


 DracOS


DracOS Linux adalah sistem operasi linux, bersifat opensource yang di bangun berdasarkan Linux From The Scratch. Dracos linux di bawah perlindungan GNU General Public License v3.0. Sistem operasi ini merupakan salah satu varian distro linux, yang di gunakan untuk melakukan pengujian security (penetration testing).

Tujuan dibuatnya DracOs, ya menurut leader team DracOs, DracOs sendiri lebih mengedepankan edukasi untuk mempelajari Linux, seperti yang kita ketahui khususnya di Indonesia, penggunaan Linux sangat sedikit, karena kebanyakan user ‘akan takut’ jika mendengar kata Linux, Karena akan berfikir bahwa Linux itu ribet, susah , serba terminal, dengan adanya DracOs ini, user diharapkan mengerti tentang linux seperti “penggunaan CLI, proses pemasangan sebuah pemaketan dari tarbal, mengerti depend, mengapa membutuhkan depend tersebut, mengerti dasar linux bukan hanya sekedar pemakai OS penetration testing semata. DracOs juga mengajarkan reverse engineering sehingga pengguna terbiasa bongkar pasang OS dan mengetahui apa yang dia pasang secara detail sehingga terhindar dari penyisipan-penyisipan malware. Sedangkan Os lainnya lebih ke penetration test.” (dikutip dari Developers DracOs Team)

DracOs Linux sendiri saat ini sudah sampai pada versi v3.0 (Beta) dengan codename ‘Kuntilanak’, ya seperti pada umumnya , sebuah distro pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, mungkin menurut saya, kekurangan distro ini adalah tidak ada nya DE (Desktop Environment) yang terinstall di os ini, ya semua serba CLI mungkin user yang tidak terbiasa tanpa desktop environtment akan susah, namun itulah tujuan utama dibuatnya DracOs Linux ini.

Dracos linux di bekali oleh ratusan tools pentest, forensics dan reverse engineering. Dracos linux tidak menggunakan tools-tools berbasis GUI dan hanya memilki perangkat lunak yang menggunakan CLI (command line interface) untuk melakukan operasinya. Jadi, DracOS Linux ini dibangun dari awal (Linux From The Scratch), bukan turunan distro lain. Dan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, DracOS Linux merupakan distro Linux yang ditujukan untuk kegiatan pengujian security.

Bagi kamu yang menyukai tentang penetrasi testing ataupun ruang lingkup sejenisnya mungkin bisa dicoba sebagai alternatif dari Kali Linux, ParrotOS, BlackArch dan lainnya. DracOs juga memiliki tools yang powerfull yang dibuat oleh developer mereka juga seperti TheFatRat, Dracnmap, Brutal dan masih banyak lagi. Hebatnya lagi tools penetrasi testing tersebut sudah cukup populer dikalangan IT Security di Indonesia maupun mancanegara yang direview melalui website ataupun channel Youtube biasanya yang membahas bug hunter dan juga bug bounty.








Muhammad Indra Buana
2109116084
Sistem Informasi B




0 Komentar